Senin, 21 November 2016

PERJALANAN | #ExploreBali: Day 3

02.56 0 Comments



ASSALAMU'ALAIKUM!

Yup! Inilah hari ketiga sekaligus hari terakhir liburan ala para petualang cantik di Pulau Dewata!

Setelah di hari kedua cukup puas mengunjungi beberapa pantai cantik, hari ini kami merasa kebingungan akan pergi ke mana hahaha, kok bisa?

Sebetulnya kami sudah menyusun travel itinerary masing-masing, tapi ya... tetap saja ada sedikit rasa bingung karena tujuan utama kami masing-masing sudah tercapai. Alhasil kami punya beberapa destinasi dadakan yang 100% berupa pantai, yuhuuuuu!

Sebelum mulai cerita tempat pertama, narsis dulu boleh lah, ya?!
on my way to the beach!

 

Nusa Dua Beach

Pada saat datang, ternyata kawasan pantai ini sedang direnovasi. Tapi, kamu masih bisa bermain-main, kok, di sini. Meski berada di kawasan resort, pantai ini terbilang sepi pengunjung jika di bandingkan pantai yang berada di seberangnya, yaitu pantai Mengiat. Tidak dipungut biaya untuk masuk ke kawasan ini.



Mengiat Beach

Masih di kawasan Nusa Dua Resort, pantai ini cukup ramai dikunjungi karena ombaknya yang tenang. Hal ini dimanfaatkan para turis untuk berenang dan sunbathing/tanning (terutama turis mancanegara). Karena ramai, kami memutuskan hanya melihat pantai ini dari pintu masuknya saja. Kami pikir sebaiknya lanjut ke pantai berikutnya!



Geger Beach

Pantai ini juga masih berada di kawasan Nusa Dua, namun tetap harus pakai mobil untuk sampai di sini dari pantai sebelumnya. Masuk ke kawasan ini juga gratis! Cukup lama kami menghabiskan waktu di sini, karena airnya yang biru dan jernih membuat mata betah berlama-lama memandanginya. Tempat ini cukup ramai pengunjung, jadi kami memilih untuk ke bagian ujung pantai yang sepi pengunjung. Betah!




Padang Padang Beach

Nah, kalau yang satu ini sudah cukup familiar di telinga kami. HTM pantai ini adalah Rp5.000 untuk anak-anak dan Rp10.000 untuk dewasa. Pantai ini cukup tersembunyi dengan lokasinya yang berada di balik lorong batuan seperti gua. Hati-hati! Kenapa? Karena di sini terdapat kera-kera yang bisa saja usil seperti di Uluwatu. Setelah melewati lorong gua, kami agak sedikit kecewa karena pantainya ramai pengunjung. Dan... tentu saja 90% adalah turis mancanegara. Tapi, sedikit terobati oleh spot foto yang cukup eye-catching!



Suluban Beach / Blue Point Beach

Surganya surfers? Di sinilah tempatnya! Gak bisa surfing? Cuma mau nonton? Bisa juga! Begitu banyak cafe atau mini bar  di kawasan ini. Perjalanan menuju bibir pantai ini sangat melelahkan dengan menuruni puluhan anak tangga (sejujurnya kami hanya sampai setengah jalan karena kelelahan hahaha!). Oh, ya, HTM pantai ini adalah Rp5.000/orang. Tapi... kenapa kami hanya bayar Rp5000 untuk berempat? hehehe...



Double Six Beach

Terletak di Seminyak, tempat ini begitu ramai pada saat sunset. Kenapa? Karena begitu banyak cafe atau mini bar di sepanjang pantai ini. Satu yang paling terkenal adalah La Plancha. Aksen warna-warni dari payung-payung cantiklah yang membuat tempat tersebut begitu diminati. Instagram-able banget!




Pusat Oleh-oleh Krisna

Liburan memang identik dengan yang satu ini, ya, oleh-oleh!

Krisna merupakan pilihan utama dan yang paling direkomendasikan orang-orang soal buah tangan khas Bali. Beragam barang dan juga makanan dijual di sini. Salah satunya makanan favoritku, pie susu, yum! Bagiku pribadi, budget terbesar saat liburan diperuntukkan untuk oleh-oleh. Setiap pergi jauh pasti ingat yang di rumah, kan?

Selain Krisna, biasanya Joger juga jadi pilihan untuk membeli oleh-oleh. Akan tetapi kami tidak sempat ke sana karena ternyata Joger tutup pukul 17.00, sedangkan kami baru ingat tempat ini pukul 20.00. Lain hal dengan Joger, Krisna buka 24 jam, jadi tak perlu khawatir!
Psssttttt... siap-siap kantong jebol!



Well, itulah kisah perjalanan kami bertiga selama di Balinesia. Sebelum pisah, kutunjukkan dulu foto wefie kami bertiga, ini dia! Terima kasih tak terhingga untuk Novy dan Nisa atas perjalanan tak terlupakan ini, juga untuk Uda, Uni, Ibu, Vincent, Chelsea, dan Mas Yusuf. I really love Bali!

saat menonton Tari Kecak


Baiklah, ayo berlibur ke Bali!

Semoga bermanfaat, sampai bertemu di blog selanjutnya!

Oh, ya, follow instagramku juga: http://instagram.com/rikashears

See you on my next post!


WASSALAMU'ALAIKUM!

Selasa, 15 November 2016

PERJALANAN | #ExploreBali: Day 2

07.08 0 Comments

ASSALAMU'ALAIKUM!


Ini adalah foto salah satu destinasi wisata yang kami kunjungi di hari kedua #ExploreBali



Hola, hola!

Bagi kami, hari ini adalah hari yang didedikasikan untuk pantai! Halah, lebay...
I don't have idea why I do love beaches so much!

Ya sudahlah biar kulanjutkan cerita perjalananku ini hehe..

Tanjung Benoa Beach

Kami datang ke sini untuk apa? Tentu saja untuk main water sport! Kenapa harus di Tanjung Benoa? Karena memang di sinilah pusat bermain water sports di Bali. Alasan dipilihnya pantai ini adalah ombaknya yang terbilang tenang dan aman. So, jangan khawatir soal ombak di pantai ini!

Ada tiga jenis permainan di Tanjung Benoa, yaitu permainan di atas air, di permukaan air, dan juga di dalam air. Permainan-permainan tersebut antara lain adalah banana boat, parasailing, flying fish, scuba diving, rolling donut, wave runner, dan yang paling terbaru dan diminati wisatawan yaitu seawalker

permainan seawalker

Sayangnya, karena beberapa alasan, kami hanya mencoba parasailing saja. Salah satu alasannya karena aku pribadi sudah coba beberapa jenis water sport yang ada, alasan lainnya adalah budget para petualang hemat hahahahah!

Untuk kalian yang berniat untuk mencoba beberapa permainan --atau bahkan semuanya-- rogoh kocek yang dalam karena biayanya sampai jutaan rupiah. Sedikit bocoran, kalau kalian mau yang jauh lebih murah, bisa reserve jauh-jauh hari secara online, akan tetapi aku kurang yakin dengan insurance, dsb.

Biaya untuk beberapa permainan yang kuketahui diantaranya parasailing Rp275.000 (FYI, kami tawar jadi Rp200.000 haha), seawalker Rp600.000, yang lainnya lupa deh yang jelas menurutku biayanya cukup mahal, tapi sebanding dengan kualitas juga kok.


fotoku saat di udara, sumpah ini seru!

  

Tempat Peribadatan Puja Mandala


Toleransi itu indah, bukan? Di sinilah keindahan itu terlihat nyata, di mana lima tempat ibadah untuk lima agama yang berbeda berada dalam satu kompleks.Ya, ada masjid, gereja katolik, gereja protestan, vihara dan juga pura. Bagi sebagian orang, tempat ini bukanlah tujuan wisata yang menarik. Namun, bagiku sangatlah menarik ketika semua umat beragama saling menghormati. Untuk para muslim, bisa berkunjung ke sini tepat pada waktu salat. Saat kami berkunjung ke sana, ada sebuah kejadian unik yaitu saat lonceng berbunyi tepat pada pukul 12.00 di gereja katolik, kemudian disusul kumandang azan yang hampir bersamaan dengan bunyi dari arah pura (panggilan sembahyang).














Warung Nasi Ayam Ibu Oki

Awalnya, kami pikir setelah salat bisa langsung lanjut ke pantai berikutnya, ternyata.... perut tak bisa diajak kompromi haha! Akhirnya kami meminta driver untuk mencari tempat makan enak dan halal terdekat. Ia pun mengajak kami ke warung nasi yang katanya terkenal ini, namanya Warung Nasi Ayam Ibu Oki. FYI, hanya ada satu menu di tempat ini, yaitu nasi campur ayam. Isinya adalah nasi plus lima olahan berbahan dasar ayam. Ini surga banget buat Rika! I extremely fall in love with chicken, lol!

Untuk porsi yang banyak, harganya terbilang murah, hanya Rp30.000 saja. Rasanya enak, serius. Tapi, menurutku ada sedikit kekurangan dari tempat ini, pegawainya jutek, pelit senyum!

ngiler gak? hehehe


Gunung Payung Beach

Menurutku, inilah pantai terbaik yang kami datangi di travel kali ini. Pantai ini masih jarang dikunjungi, sangat sepi dan menenangkan. Tapi, butuh sedikit perjuangan untuk sampai di pantai ini. Kami harus menelusuri jalan yang cukup jauh, lalu menuruni puluhan atau mungkin sampai ratusan anak tangga (terbayang perjalanan pulang, kan?). Pantai ini memiliki ombak yang tidak begitu besar, airnya jernih, pasirnya putih, ada beberapa batuan cantik yang instagram-able.

jalan menuju Gunung Payung Beach


Dan... inilah pantai indahnya!


tolong jangan ada yang bilang ini hasil edit, beberapa blogger  mungkin suka memperbagus hasil foto sebelum diunggah, tapi yang satu ini no edit




Pandawa Beach

Nah, pantai yang satu ini sih sepertinya sudah tidak asing di telinga kalian, begitupun di telinga kami. Pantai ini seringkali masuk ke dalam paket wisata travel agency, jadi tempat ini terbilang cukup ramai pada hari biasa dan sangat ramai pada hari libur atau akhir pekan. Meski begitu, driver kami mengajak ke bagian ujung pantai yang sepi karena tahu kami suka sekali suasana yang sepi. Dia sangat pengertian hahaha!

Oh, ya, untuk masuk kawasan Pandawa Beach, cukup bayar Rp20.000/mobil.




 

Balangan Beach

Pantai ini sedang hits untuk dijadikan spot berfoto, terutama dari atas tebingnya. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk menikmati suasana pantai ini dari ketinggian tebing tersebut. Menariknya saat sampai di tebing, kami melihat ada pemandangan unik yaitu tempat pernikahan di sisi tebing ini.

Untuk masuk ke kawasan ini, kami tidak perlu membayar alias gratis, yay!


menikah di sisi tebing dengan pemandangan seindah ini? menarik, kan?



Nyang Nyang Beach

Ini adalah pantai yang kami lihat di instagram sebagai referensi kami. Foto-foto yang ada menarik hati kami untuk berkunjung ke tempat tersebut. Ternyata begitu sampai, realita tidak begitu sesuai dengan ekspektasi huhuhu..

Kami kira pantai ini tidak begitu jauh dari tempat parkir, tapi ternyata... jauh! Kami harus menempuh perjalanan menurun dengan jarak yang jauh dan medan yang agak curam (terutama kalau menggunakan kendaraan -- hanya bisa dilewati oleh motor). Mengetahui hal itu, kami memutuskan untuk memandangi pantai dari ketinggian tebing di Puri Nyang Nyang Resort.

Tapi, ada sesuatu yang menarik di tempat ini, yakni adanya taman dengan rumput hijau yang cukup luas. Cocok untuk berfoto, berpiknik, berlarian, atau sekedar merasakan udara sejuk di sekitarnya. Tak hanya itu, kalian juga bisa mengambil beberapa bunga khas Bali, plumeria/kamboja, yang berguguran di sekitar taman ini.

expectation (source: instagram.com/awang5)


reality, no prob lah ya sama bagusnya, tapi ini dari kejauhan hehehe




Kecak Dance at Uluwatu Temple

Inilah tujuan utamaku datang ke Bali, menonton Tari Kecak secara langsung! Akhirnya kesampaian, alhamdulillah..

Bagi sebagian orang, menonton pertunjukan semacam ini bisa dibilang biasa, tapi bagiku ini sangat seru dan memuaskan. Kalian harus coba menontonnya secara langsung juga karena pertunjukannya dimulai beberapa saat sebelum tenggelamnya matahari (sunset), aaah... juara! Aku sangat sangat sangat sangat sangat suka senja!

Untuk menyaksikan pertunjukan ini, aku harus membayar Rp100.000. FYI, ticket box baru dibuka sekitar pukul 17.30 WITA, jadi harus bersiap-siap untuk antre. Thank God, kami dibantu Mas driver untuk membeli tiket -- terima kasih Mas Yusuf (baru dikenalkan hehe). Setiap pengunjung diberi selendang yang harus dipakai selama menonton pertunjukan. Beberapa turis -- terutama turis asing -- diberi kain untuk menutup bagian tubuh mereka yang terlalu terbuka. Sebagai catatan, untuk masuk ke pura diwajibkan memakai pakaian yang "sopan dan tertutup".

Oh, ya, di sekitaran pura terdapat banyak kera, jadi kalian harus berhati-hati saat membawa barang-barang seperti topi, kacamata, dan tas. Mas Yusuf bilang, kera suka sesuatu yang bermotif bunga, dan itu terbukti saat salah satu kera mencoba untuk mengambil sendalku yang memang bermotif bunga. So, you have to be careful!

pantai Uluwatu dilihat dari kawasan Pura Uluwatu


kalian juga bisa memotret "ala-ala" seperti Novy -- abaikan wajah Nisa di belakang hahaha!

Akhirnya tulisan ini selesai juga! Sebetulnya sudah kutulis sejak empat hari lalu, tapi karena mataku bermasalah kuputuskan untuk menunda penyelesaian blog ini. Oleh karena itu, kuucapkan terima kasih banyak bagi kalian yang sudah membaca tulisan panjangku ini.

Semoga bermanfaat! Sampai bertemu di blog selanjutnya, #ExploreBali: Day 3!


Oh, ya, follow instagramku juga: http://instagram.com/rikashears

See you on my next post!

WASSALAMU'ALAIKUM!

Selasa, 08 November 2016

PERJALANAN | #ExploreBali: Day 1

08.28 0 Comments
source: google.com


ASSALAMU'ALAIKUM!


Yay! Cukup lama tidak menulis, aku putuskan untuk menulis travel diary!

Minggu lalu, aku berlibur ke pulau paling terkenal di Indonesia, bahkan dunia. Ya, The Island of 1000 Temples, Bali!

Aku sebut ini travel diary, tapi sebetulnya aku akan bercerita cukup detail agar kalian yang akan berlibur ke Bali  punya sedikit 'bekal' berupa informasi hihi...

Sebelumnya biar kukatakan bahwa setiap kali aku traveling, aku berusaha sehemat mungkin -- because I'm not Mrs. Zuckerberg hahaha~

Well,  aku pergi bareng dua temanku, Novy & Nisa. Novy, temanku sejak berkomunitas di Earth Hour Bandung, sedangkan Nisa adalah temannya Novy yang baru kukenal via whatsapp dua bulan lalu. Ya, ini perjalanan jauh, ini liburan, kami bukan teman dekat (maaf, Nop, aku tak bermaksud HAHAHA), but we had so much fun!

Kami beli tiket pesawat secara online 2 bulan sebelum keberangkatan, awalnya coba cari promo Air Asia yang return (Pulang-Pergi) rute Bandung-Bali, tapi ya... rezekinya hanya dapat tiket promo one way sudah alhamdulillah. FYI, tiket rute Bandung-Bali sangat cepat habis dibandingkan rute Jakarta-Bali. So, kalau kamu kehabisan tiket dari Bandung, bisa cari yang dari Jakarta.

Harga tiket pergi yang kudapat adalah Rp380.000, tiket pulangnya Rp400.000. Murah, kan? Sebetulnya bisa lebih murah lagi kalau bisa dapat tiket return, yaitu Rp650.000 saja! Nah, penasaran kan belinya di mana? Di instagram.com/ipendutreviews dan instagram.com/office.ticketing.online ;)
*note: karena ini tiket promo, reschedule dan delay sangat mungkin terjadi

source: google.com

Bali merupakan pulau yang begitu didambakan oleh para turis domestik dan mancanegara. Aku rasa jumlah turis mancanegara mengalahkan jumlah turis domestik tiap tahunnya. Hal ini terlihat jelas saat kami berlibur di Pulau Dewata, kamilah yang jadi  'bule'-nya hahaha..

Selama di Bali, kami stay di rumah Uni dan Uda-nya Novy di kawasan Denpasar. Gratis segalanya, bahkan saat pulang malah diberi buah tangan. Terima kasih banyak Uda, Uni, Ibu, Chelsea, dan juga Vincent!

Kami menyewa mobil untuk bepergian setiap harinya. Rata-rata tarif penyewaan mobil di sana mulai dari Rp500.000 untuk 10-12 jam, sudah termasuk driver dan gasoline. Karena kami menyewa dari temannya Uni, tarifnya pun jadi Rp450.000/hari. Senangnya!

Ah sudahlah, lanjut ke intinya saja, ya. Inilah hari pertama kami di Pulau Dewata!


Desa Wisata Penglipuran


Inilah tempat pertama yang jadi tujuan kami, Desa Wisata Penglipuran, Bangli. Perjalanan dari Denpasar ke sini adalah sekitar 2 jam. Cukup jauh, tapi worth it. Hal yang membuat kami tertarik untuk datang ke sini adalah predikatnya sebagai salah satu desa terbersih di dunia. Wow! It's totally cool, isn't it? Jujur saja aku kurang tahu pasti penghargaan tersebut diberikan oleh siapa, tapi terlepas dari itu, desa ini memang benar-benar bersih dan asri. Ada sekitar 200 rumah dengan desain yang mirip di desa ini, dan di ujung desa terdapat pura desa yang cukup besar.

Kalian bisa melihat ke dalam rumah warga, kecuali untuk masuk ke pura keluarga agak sedikit terbatas. Selain itu, kalian juga bisa membeli barang dagangan mereka, seperti salak, jeruk, beberapa camilan dan juga minuman.




Harga tiket masuk (HTM) tempat ini adalah Rp15.000 untuk orang dewasa, dan Rp10.000 untuk anak-anak. Sayangnya, tidak ada keterangan apapun soal tiket ini yang menyebabkan kami tidak membayar tiket masuk, petugasnya pun rasanya tidak ada di tempat saat itu. Kami baru tahu soal itu dari driver saat perjalanan pulang. Sungguh kami tidak bermaksud masuk tanpa bayar hehe..


Gunung Batur dan Danau Batur

Terletak di kecamatan Kintamani yang tebilang sejuk, Gunung Batur dan Danau Batur bisa kamu masukkan ke itinerary-mu. Panorama indah di depan mata tidak akan membuatmu kecewa saat mengunjungi tempat satu ini. 

HTM  kawasan ini adalah Rp20.000. Aku tidak tahu pasti apakah hitungannya Rp5000/orang atau Rp20.000/mobil.

abaikan perutku yang terlihat besar, efek angin masuk bajuku hahaha


Indah, bukan? Ini adalah foto di penelokan (tempat melihat-lihat), tidak jauh dari gerbang masuk. Akan tetapi, kamu juga bisa mendaki Gunung Batur dan atau berjalan ke Danau Batur. Seperti yang kamu lihat, jaraknya cukup jauh dari penelokan ini.


Selain memandangi panorama indah dan berfoto, kamu juga bisa makan atau berbelanja di kawasan ini. Kata driver, kalau sudah tanya-tanya barang di sini dan kita gak jadi beli, yang jualan bakal ngambek. Belum kucoba juga sih, jadi kalau nanti kamu berkunjung silakan dicoba hahaha.. 

Oh, ya, Kintamani juga terkenal dengan jeruknya. Jadi kamu bisa beli jeruk Kintamani untuk dijadikan oleh-oleh.




Tegalalang Rice Terraces

Setahuku, turis mancanegara sangat suka menyambangi tempat satu ini. Bagi kami, pemandangan sawah semacam ini sangat biasa, tapi tidak bagi mereka. Mungkin saja bentuk pola petak sawah yang terbilang cantik mampu membuat mereka betah berlama-lama di sini.



Tidak perlu membayar tiket untuk masuk ke kawasan sawah tersebut alias gratis. Asyik, kan? Lebih asyik lagi bagi kamu yang suka wisata belanja. Kenapa? Karena sepanjang jalan di kawasan Ubud ini, banyak sekali toko berjejer yang menjual berbagai macam barang hasil tangan warga setempat. Barang-barang yang dijual di antaranya bikini rajut, topi, aksesoris, kain, hiasan mozaik, dan patung kayu.







Tegenungan Waterfall

Awalnya, tujuan pergi ke Bali itu hanya fokus ke pantai, pantai, dan pantai. Tapi, karena kami memutuskan untuk pergi ke Desa Wisata Penglipuran di kawasan Bali Timur yang notabene merupakan daerah pegunungan (jauh dari pantai), jadilah kami cari destinasi wisata lain yang masih satu kawasan. Driver merekomendasikan tempat ini, kami pun setuju.

Begitu datang, kami disambut toko-toko dan tempat makan yang berjejer sepanjang jalan hingga kami menemukan puluhan anak tangga menuju air terjun. Dari kejauhan, air terjunnya terlihat menyejukkan mata. Tapi, karena banyak juga bule-bule yang terlihat half-naked sedang mandi, Novy memutuskan untuk tidak ikut turun hahaha!


Perjalanan pulang dengan puluhan tangga menanjak, membuat Nisa kelelahan dan nyaris pingsan. So, buat kalian yang gak begitu suka hal-hal melelahkan seperti ini, sebaiknya tidak perlu memasukkan tempat ini ke itinerary kalian.




Kuta Beach

Banyak yang bilang, "belum ke Bali kalau belum ke pantai Kuta". Hmmm.. Ada betulnya, karena bisa dibilang pantai ini merupakan ikon dari pulau Bali sejak awal kepopulerannya. Namun jujur saja, menurutku pantai ini seperti Pangandaran-nya Bali. Bagi kalian yang sudah pernah ke Pangandaran akan tahu maksudnya hehe..

Kami menyaksikan sunset di sini sambil berfoto ria. Inilah salah satu fotonya.



 

Monumen Bom Bali

Malam hari kami lewatkan dengan berjalan-jalan di kawasan Legian. Bisa dibilang kalau Legian ini adalah Malioboro atau Cihampelas-nya Bali. Keramaian malam hari terpusat di sini, berjejer begitu banyak kafe, restoran, dan juga pub di sepanjang jalan Legian ini. Hal paling menarik dari jalan Legian ini adalah adanya Monumen Bom Bali (Ground Zero) yang didedikasikan untuk para korban tragedi Bom Bali pada tahun 2002 silam.

Btw, tarif parkir di sini mahal banget, yaitu Rp20.000. Smh...



OK, guys, itulah perjalananku di #ExploreBali: Day 1 yang melelahkan tapi menyenangkan.
Masih ada #ExploreBali selanjutnya, ya!
  
Semoga bermanfaat!

Jangan lupa follow instagramku juga: http://instagram.com/rikashears

See you on my next post!

WASSALAMU'ALAIKUM!

Follow me @rikarl